Selasa, 16 Desember 2008

SEJARAH MERPATI PUTIH


Perguruan pencak silat beladiri tangan kosong MERPATI PUTIH secara resmi terbentuk pada tanggal 2 April 1963. Namun secara embrio sudah berjalan cukup lama, yaitu pada masa Amangkurat II. Ketika itu, Amangkurat II menyingkir dari keraton akibat adanya perebutan kekuasaan yang didalangi oleh Belanda. Beliau membawa salah seorang cucunya yang setelah dewasa diberi nama Nyi Ageng Joyo Redjoso.
Dalam pengembaranya itu, Nyi Ageng menurunkanilmunya kepada ketiga putranya. Mereka adalah Gagak Samudro yang ahli dalam bidang pengobatan, Gagak Handoko yang ahli dalam bidang kanuragan, dan Gagak Seto yang piawai dalam bidang sastra. Selanjutnya Gagak Seto pergi kearah barat dan mengembangkan ilmunya kedaerah Magelang. Gagak Samudro kearah Pantai utara pulau jawa dan mendirikanperguruan disana, dan Gagak Handoko mendirikan perguruan di sekitar gunung Menoreh dan berkembang pesat, selanjutnya pendekar Gagak Handoko bertapa mencari kesempurnaan hidup sampai meniggal di Gunung Jeruk.
Tampuk perguruan kemudian diserahkan kepada keturunanya, yaitu R Bongso Djoyo. Tapi selama kepemimpinanya hanya dikembangkan dilingkungan keluarga saja, lalu tampuk pimpinan diberikan kepada Djoyo Pramono, kemudian RM Wongsowidjoyo. Saat kepemimpinan meraka perguruan tidak berkembang, akhirya RM Wongsowidjoyo mengambil salah satu muridnya yang masih terhitung cucunya, R Saring Hadi Purnomo ( R Saring Siswo Hardjono ) untuk menerima ilmu – ilmunya.
Sadar bahwa ajaran perguruanya masih kurang lengkap, maka R Saring Hadi Purnomo berusaha menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut lalu menuangkan dalam dalam bentuk gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada dalam naluri suci. Beliau juga mencari kelengkapan dari aliran Gagak Seto dan Gagak Samudro. Hasil dari pengembangan ilmu tersebut diturunkan kepada kedua putranya yaitu ; Poerwoto Hadi Purnomo ( mas Pung ) dan Budi Santoso Hadi Purnomo ( Mas bud ). Sejauh itu ilmu yang diterima dari Gagak Handoko masih terbatas penyebaranya, dikembangkan dan diturunkan khusus untuk orang – orang yang masih satu keturunanya.
Pada tahun 1960-an, beladiri asing mulai masuk ke Indonesia dengan gencarnya. Pada saat itulah pendekar Saring HP mulai mempertimbangkan untuk menyebarkan ilmu Gagak Handoko. Dasar pertimbangan antara lain kekhawatiran akan punahnya budaya pencak silat akibat masuknya beladiri asing. Selanjutnya pendekar Saring HP menugaskan kepada kedua putranya untuk mengembangkan keluar. Akhirnya kedua putra pendekar itu membuka perguruan pertama di Yogyakarta dengan nama MERPATI PUTIH. Perguruan ini untuk menarik minat keluarga Gagak Seto dan Gagak Samudro agar bergabung. Maksudnya adalah untuk melebur ilmu mereka agar setaraf dengan ilmu warisan nenek moyang yang asli, yaitu sesuai ajaran Nyi Ageng Djoyoredjoso, cucu dari Amangkurat II.
Dalam beberapa tahun saja, MERPATI PUTIH sudah dapat berkembang dengan pesat. Tahun 1968 cabang pertama Madiun berhasil didirikan. Selanjutnya memperoleh kepercayaan melatih anggota Seksi I Korem 072 / Pamungkas Yogya, juga Batalyon 043 Diponegoro / Yogya. Mulai tahun 1975 MERPATI PUTIH diberi kepercayaan melatih anggota TNI AL dan tahun 1976 melatih pasukan Pengawal Presiden RI hingga selanjutnya Komando Pasukan Sandhy Yudha / Kopassus sekarang ini.
Selanjutnya MERPATI PUTIH menyebar secara luas dikalangan umum dan sampai sekarang telah mempunyai cabang 235 di berbagai kota di Indonesia ( tahun 1993 ). MERPATI PUTIH juga berkembang diluar negeri antara lain, Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Brunei, Oman, Swedia, Kaledonia Baru, Belgia dan Jepang.

0 komentar:

Posting Komentar